Selasa, 08 September 2009

PORPROV BALI 2009.Catatan tentang Balap motor


Melongok Persaingan Balap Motor Porprov (4)

Sirkuit model tulang, menguntungkan semua Kontingen

Oleh : Hendrik Kleden

Tarik ulur lokasi perlombaan balap motor Porprov 2009 akhirnya terjawab sudah. Selasa (8/9)kemarin tercapailah kesepakatan bersama. Adalah Lintasan Sirkuit dengan panjang 800 meter tempatnya.

Bukan lintasan Dewi Sri Kuta, bukan pula jalan menuju kampus Unud, ataupun depan kantor Pemkab Badung, Pihak panitia akhirnya memutuskan jalan Sunset road sebagai venue cabor balap motor Porprov .

Lebih tepatnya lagi dipertengahan antara jalan sunset road menuju patung Dewa Ruci dan Sunset Road ke arah Kerobokan.

Berdasarkan gambar lay out lintasan sirkuit cabor balap motor Porprov 2009 yang diperoleh Patroli post, maka bisa diambil kesimpulan model sirkuit yang digunakan berbentuk tulang, dalam artian terdapat chamber (tikungan) besar maupun kecil.

Melongok dari model sirkuit semacam ini tentunya tidaklah menguntungkan salah satu kontingen, melainkan semua kontingen balap yang berlomba.

Pasalnya kekuatan utama melahap sirkut model ini terletak pada performa mesin. Dan konon hampir semua kontingen sudah siap seratus persen mengeluarkan setingan perfoma mesin yang terbaik

Bahkan dengar-dengar demi meraih hasil yang bagus, beberapa motor yang berlaga mempercayakan korekan mesin pada tuner kondang balap motor tanah air dari daerah Jawa seperti Merit dan Mejis.

Bukan hanya itu, beberapa teamnya pun katanya telah menggunakan teknologi komputerisasi, mesin Daino, teknologi terbaru dalam kancah balap motor,

Dengan mesin seharga RP100 juta ini otomatis semua RPM, Komphresi, ataupun juga kinerja mesin mudah terbaca, alhasil kelemahan maupun kekurangan motor pun bisa cepat diatasi

Prediksi kekuatan mesin menjadi senjata paling ampuh menghadapi sirkuit model tulang juga dibenarkan Andy Akong Susanto, Ketua IMI Bali.

“Menghadapi sirkuit semacam ini 70 persen kekuatan berada di mesin,” bilang Akong yang juga merupakan legenda hidup racer tanah air,”kata Dia

Meskipun begitu bos Suzuki Puma Bali ini menegaskan skill pun tetap diperlukan.

“ Walapun hanya 30 persen, skill pun turut mendukung terutama menghadapi chamber,” terang Akong.

Adhi Jaya, pengamat olahraga Region III menambahkan, selain mesin dan skill, faktor ketahanan fisik pun harus dijaga

“ Dengan selang waktu istrihat pergantian racer cuma 15 menit, tentu saja stamina racer benar-benar dijaga, jika tidak pasti akan kelelehan, apalagi kalau sampai turun di semua race,” Papar Adhi Jaya .

Porprov 2009.catatan saya tentang balap motor


Melongok Persaingan Balap Motor Porprov (1)
Medali Sedikit, Demi Gengsi Jalan Terus

Oleh HENDRIK KLEDEN

MESKI hanya memperebutkan 4 medali emas yakni MPI (Bebek 110cc) perorangan MP1 beregu, MP2 (Bebek 125cc) Perorangan dan juga MP2 beregu, perlombaan balap motor Porprov Bali 1X/ 2009 dipastikan penuh dengan persaingan.
=============lead=============

Setidaknya data yang diperoleh, dari 25 nama racer yang akan berlaga, dengan komposisi Jembrana 4, Gianyar 4, Denpasar 3, Buleleng 4, Bangli 3, Badung 5 dan Tabanan 2 merupakan pembalap-pembalap terbaik dari daerah masing-masing.
Masuknya balap motor sebagai salah satu cabang olahraga yang diperlombakan dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) mau tak mau menjadikan KONI Bali wajib menjadikan balap motor sebagai salah satu cabang olahraga untuk diperlombakan dalam Porprov.
Adalah sirkuit lintasan jalan Surapati Kabupaten Jembarana yang dipercaya sebagai tuan rumah penyelenggara pertama olahraga balap motor dalam Porda, yakni saat Porda 2005.
Sebagai perlombaan balap motor pertama antara kabupaten di ranah Bali, perlombaan waktu itu penuh dengan kejadian menarik. Gengsi masing-masing kabupaten benar-benar dipertaruhkan. Bahkan alasan gengsi membela daerah yang mendorong I Putu Tresna (Jamrud), racer kenamaan Bali yang nota bene tidak lagi berlomba sejak tahun 2002 pun rela turun gunung memperkuat tim Buleleng .
Alhasil, kehadiran singa tua ini membawa dampak positif. Tim balap motor Buleleng berhasil mencuri satu emas di kelas beregu.
Sisi menarik lain yang bisa digambarkan tentang pertama kalinya dilombakan balap motor Porprov yakni perang bonus. Masing-masing kabupaten saat itu jor-joran menyiapkan bonus khusus untuk racer yang menyumbangkan medali.
Mungkin bagi Kadek Mantra Jaya, pertama kalinya balap motor dilombakan dalam Porprov, merupakan kenangan yang paling indah. Pasalnya, racer ini merupakan pembalap terbanyak mengantongi bonus.
Sebagai pembalap kontingen Jembrana waktu itu (saat ini memperkuat Badung), Mantra berhasil mengantongi bonus sebesar Rp11,6 juta setelah berhasil mengawinkan emas di kelas 125cc perorangan dan beregu, serta perak di 110cc beregu.
Lain Mantra, lain pula tim balap motor Bangli. Bagi tim Bangli, pertama kalinya dilombakan balap motor sangat menyedihkan.
Harapan Bangli untuk meraup emas lewat pembalap Mugi Raharjo, haruslah berbuah kekecewaan. Mugi Raharjo diprotes kubu Buleleng lantaran dianggap statusnya masih pembalap Jawa Timur dan terdaftar sebagai atlet Jawa Timur di event skala nasional.
Protes mereka mengundang kekecewaan berat kontingen Bangli lantaran protes ini dilayangkan pada saat selesai babak QTT, bukannya sejak pertama penyerahan daftar atlet.***